A.
Media Pembelajaran
Pengertian media mengarah pada
sesuatu yang mengantar/meneruskan informasi (pesan) antara sumber (pemberi
pesan) dan penerima pesan. Media adalah segala bentuk dan saluran yang dapat digunakan
dalam suatu proses penyajian informasi (AECT Task Force,1977:162) ( dalam
Latuheru,1988:11). Robert Heinich dkk (1985:6) mengemukakan definisi medium
sebagai sesuatu yang membawa informasi antara sumber (source) dan
penerima (receiver) informasi. Masih dari sudut pandang yang sama, Kemp
dan Dayton (1985:3), mengemukakan bahwa peran media dalam proses komunikasi
adalah sebagai alat pengirim (transfer) yang mentransmisikan pesan dari
pengirim (sander) kepada penerima pesan atau informasi (receiver).
Jerold Kemp (1986) dalam Pribadi (2004:1.4) mengemukakan
beberapa faktor yang merupakan karakteristik dari media, antara lain :
a. kemampuan
dalam menyajikan gambar (presentation)
b. faktor
ukuran (size); besar atau kecil
c. faktor warna
(color): hitam putih atau berwarna
d. faktor
gerak: diam atau bergerak
e. faktor
bahasa: tertulis atau lisan
f.
faktor
keterkaitan antara gambar dan suara: gambar saja, suara saja,
atau gabungan antara gambar dan suara.
Selain itu, Jerold Kemp dan Diane K. Dayton (dalam Pribadi,2004:1.5)
mengemukakan klasifikasi jenis media sebagai berikut :
a. media cetak
b. media yang
dipamerkan (displayed media)
c. overhead
transparancy
d. rekaman
suara
e. slide suara dan film
strip
f. presentasi
multi gambar
g. video dan
film
h. pembelajaran
berbasis komputer (computer based learning)
Istilah media disini dilihat dari segi penggunaan, serta
faedah dan fungsi khusus dalam kegiatan/proses belajar mengajar, maka yang
digunakan adalah media pembelajaran. Media pembelajaran adalah semua alat
(bantu) atau benda yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, dengan
maksud untuk menyampaikan pesan (informasi) pembelajaran dari sumber (guru
maupun sumber lain) kepada penerima (dalam hal ini anak didik ataupun warga
belajar). Pesan (informasi) yang disampaikan melalui media, dalam bentuk isi
atau materi pengajaran itu harus dapat diterima oleh penerima pesan (anak
didik), dengan menggunakan salah satu ataupun gabungan beberapa alat indera
mereka. Bahkan lebih baik lagi bila seluruh alat indera yang dimiliki mampu
dapat menerima isi pesan yang disampaikan (Latuheru,1988:13).
Pada umumnya keberadaan media muncul karena keterbatasan kata-kata,
waktu, ruang, dan ukuran. Ditambahkan juga bahwa media pembelajaran berfungsi
sebagai sarana yang mampu menyampaikan pesan sekaligus mempermudah penerima
pesan dalam memahami isi pesan.
Dari beberapa penjelasan media pembelajaran di atas, dapat disimpulkan bahwa
media pembelajaran adalah suatu alat, bahan ataupun berbagai macam komponen
yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar untuk menyampaikan pesan dari
pemberi pesan kepada penerima pesan untuk memudahkan penerima pesan menerima
suatu konsep.
B.
Fungsi dan Peranan Media Pembelajaran
Kehadiran media pembelajaran sebagai
media antara guru sebagai pengirim informasi dan penerima informasi harus
komunikatif, khususnya untuk obyek secara visualisasi. Dalam pembelajaran ilmu
pengetahuan alam, khusunya konsep yang berkaitan dengan alam semesta lebih
banyak menonjol visualnya, sehingga apabila seseorang hanya mengetahui
kata yang mewakili suatu obyek, tetapi tidak mengetahui obyeknya disebut
verbalisme. Masing-masing media mempunyai keistimewaan menurut karakteristik
siswa. Pemilihan media yang sesuai dengan karakteristik siswa akan lebih
membantu keberhasilan pengajar dalam pembelajaran. Secara rinci fungsi media
memungkinkan siswa menyaksikan obyek yang ada tetapi sulit untuk dilihat dengan
kasat mata melalui perantaraan gambar, potret, slide, dan sejenisnya
mengakibatkan siswa memperoleh gambaran yang nyata (Degeng,1999:19).
Menurut Gerlach dan Ely (dalam Arsyad,2002:11) ciri media pendidikan yang layak
digunakan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :
1.
Fiksatif (fixative
property)
Media
pembelajaran mempunyai kemampuan untuk merekam, menyimpan, melestarikan, dan
merekonstruksi suatu peristiwa/objek.
2.
Manipulatif
(manipulatif property)
Kejadian
yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua
atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording.
3.
Distributif
(distributive property)
Memungkinkan berbagai objek ditransportasikan melalui suatu tampilan yang
terintegrasi dan secara bersamaan objek dapat menggambarkan kondisi yang sama
pada siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama tentang kejadian itu.
Dari penjelasan diatas, disimpulkan
bahwa fungsi dari media pembelajaran yaitu media yang mampu menampilkan
serangkaian peristiwa secara nyata terjadi dalam waktu lama dan dapat disajikan
dalam waktu singkat dan suatu peristiwa yang digambarkan harus mampu
mentransfer keadaan sebenarnya, sehingga tidak menimbulkan adanya verbalisme.
Proses belajar mengajar dapat
berhasil dengan baik jika siswa berinteraksi dengan semua alat inderanya. Guru
berupaya menampilkan rangsangan (stimulus) yang dapat diproses dengan berbagai
indera. Semakin banyak alat indera yang digunakan untuk menerima dan mengolah
informasi, semakin besar pula kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan
dapat dipertahankan dalam ingatan siswa. Siswa diharapkan akan dapat menerima
dan menyerap dengan mudah dan baik pesan-pesan dalam materi yang disajikan.
Keterlibatan siswa dalam kegiatan
belajar mengajar sangat penting, karena seperti yang dikemukakan oleh Edgar
Dale (dalam Sadiman, dkk,2003:7-8) dalam klasifikasi pengalaman menurut tingkat
dari yang paling konkrit ke yang paling abstrak, dimana partisipasi, observasi,
dan pengalaman langsung memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap
pengalaman belajar yang diterima siswa. Penyampaian suatu konsep pada siswa
akan tersampaikan dengan baik jika konsep tersebut mengharuskan siswa terlibat
langsung didalamnya bila dibandingkan dengan konsep yang hanya melibatkan siswa
untuk mengamati saja.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka
dengan penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat memberikan pengalaman
belajar yang lebih konkret kepada siswa, dan dapat meningkatkan keaktifan siswa
dalam pembelajaran sebagai contoh yaitu media pembelajaran komputer interaktif.
C.
Teori Pengembangan Media
Berkembangnya komunikasi elektronik,
membawa perubahan-perubahan besar dalam dunia pendidikan. Satu hal yang harus
dihindari yaitu anggapan bahwa kedudukan guru akan digantikan oleh alat
elektronik. Dengan keberadaan komunikasi elektronik, menambah pentingnya
kehadiran guru. Berubahnya fungsi guru dan peranan guru dikaitkan dengan upaya
untuk memecahkan salah satu masalah pendidikan yaitu, (1) dengan membebaskan
guru kelas dari kegiatan rutin yang banyak, (2) melengkapi guru dengan
teknik-teknik keterampilan kualitas yang paling tinggi, (3) pengembangan
penyajian kelas dengan tekanan pada pelayanan perorangan semaksimal mungkin
dalam setiap mata pelajaran, (4) mengembangkan pengajaran yang terpilih
didasarkan pada kemampuan individual siswa. Dari penjelasan diatas tentang
peran baru guru dalam dunia pendidikan diharapkan dapat memperbaiki kualitas
pendidikan, sehingga penggunaan berbagai macam media pembelajaran akan
menggantikan berberapa fungsi instruksional dari guru (Sulaeman, 1988:24-25).
Pengembangan media pembelajaran
didasarkan pada 3 model pengembangan yaitu model prosedural, model konseptual,
dan model teoritik. Model prosedural merupakan model yang bersifat deskriptif,
yaitu menggariskan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan
produk. Model konseptual yaitu model yang bersifat analitis yang memerikan
komponen-komponen produk yang akan dikembangkan serta keterkaitan antarkomponen.
Sedangkan model teoritik adalah model yang menunjukkan hubungan perubahan antar
peristiwa.
Berdasarkan hal yang dikemukan
diatas, pengembangan media berbantuan komputer interaktif yang dikembangkan
mengikuti model prosedural dari The ASSURE, dimana langkah yang
harus diikuti bersifat deskriptif yang terdiri dari 6 langkah yaitu analisis
karakteristik siswa, penetapan tujuan, pemilihan media dan materi, pemanfaatan
materi, pengikutsertaan siswa untuk aktif dalam pembelajaran, evaluasi/revisi. Sedangkan
model konseptual dari pengembangan media berbantuan komputer ini mengikuti
teori belajar behavior yang dikemukakan oleh Gagne yaitu belajar yang dilakukan
manusia dapat diatur dan diubah untuk mengembangkan bentuk kelakuan tertentu
pada seseorang, atau mempertinggi kemampuan, atau mengubah kelakuannya
(Nasution, 1988: 131), sehingga media pembelajaran yang dikembangkan berdasar
pada “Programmed Instruction”. Sehubungan dengan penggunaan “Programmed
Instruction”sebagai konsep media yang dikembangkan, maka teori
belajar yang sesuai dengan karakter dari “Programmed Instruction”
adalah teori belajar asosiasi, menyatakan bahwa hubungan antara stimulus
dan respon. Hubungan tersebut akan semakin kuat apabila sering diulangi dan
respon yang benar diberi pujian atau cara lain yang memberikan rasa puas dan
senang (Nasution, 1988: 132).
Oleh: Kartika
Laria, 2008